Ads

Rabu, 08 November 2023

Mengenal apa itu Daya dan Seluk Beluk Daya Listrik

 


Didalam kehidupan sehari-hari sering sekali kita menyebutkan istilah daya listrik. Sebenarnya apakah daya listrik itu? dan apa manfaatnya bagi kita?

Daya listrik adalah besarnya energi listrik yang diserap oleh suatu rangkaian setiap satuan waktu. Semakin besar daya listrik pada suatu rangkaian/alat listrik, semakin besar pula energi yang akan diserap. Contoh mudahnya, daya listrik di rumah anda adalah 900VA, lalu
anda membeli kompor induksi yang dayanya 1.300 watt.

Kira-kira, apa yang akan terjadi?

Sudah pasti, kompor induksi tersebut tidak akan mampu menyala dan listrik di rumah anda akan mati karena energi listrik yang diserap kompor induksi jauh lebih besar dari energi listrik yang tersedia.

Perlu di ketahui bahwa sebenarnya daya listrik di rumah kita mempunyai satuan VA bukanlah Watt.

Untuk daya listrik PLN di rumah-rumah mempunyai beberapa tingkatan daya mulai dari 450VA/2A, 900VA/4A, 1300VA/6A, 2200VA/10A dan seterusnya hingga 7500VA/35A (tingkatan 1 phase). Untuk tingkatan daya listrik ini mempunyai besaran voltase 220v AC. 

Sedangkan untuk tingkatan di atasnya adalah tingkatan 3 phase dengan sistem RSTN (220v+ 220v+220v+0/N) dan mempunyai voltase 380v AC.

Lalu darimana kita mendapatkan istilah Watt dan VA?

Saya mengambil contoh dari daya listrik 900VA yang seringkali kita menyebutnya dengan daya 900watt. Sebenarnya listrik 900 adalah 900VA bukan 900watt, untuk besaran wattnya kurang lebih 85% dari daya 900 tersebut.

Mengapa demikian?

Pada daya induk 900va tersebut, daya yang mampu kita gunakan untuk mengangkat beban pemakaian alat listrik adalah 85% dari daya induk (daya murni dengan satuan watt). Jadi pada intinya jika kita mempunyai daya 900va, setiap hari kita hanya mampu mengkonsumsi daya maksimal sebesar 750watt (85%)

Lalu kemanakan daya yang 150watt?

Dari besaran daya 900va tersebut kita hanya mampu menggunakan untuk kelistrikan sebesar 85% (750w) dan sisanya adalah daya bebas (VAR). Jadi memang dayanya ada tapi tidak bisa kita gunakan untuk mengangkat beban peralatan kelistrikan, kita perlu mengolahnya terlebih dahulu agar kita bisa menggunakannya.

Jadi kesimpulannya pada daya induk 900va di atas kita hanya mampu menggunakan untuk beban peralatan listrik sebesar 750w, sedangkan kompor induksi anda membutuhkan konsumsi daya sebesar 1300w. Jadi sebelum membeli sebuah peralatan listrik sebaiknya teliti dahulu berapa beban daya dari peralalatan listrik tersebut, jangan sampai anda asal membeli peralatan listrik dan pada akhirnya tidak dapat digunakan karena kapasitas daya dalam rumah kita tidak sesuai/kurang besar.

Istilah-Istilah dalam dunia kelistrikan:

1. Tegangan (Volt, V):

Tegangan adalah perbedaan potensial listrik antara dua titik dalam suatu rangkaian. Semakin tinggi tegangan, semakin besar pula potensi energi listrik yang dapat digunakan. Tegangan dalam rumus daya listrik berperan penting, karena peningkatan tegangan akan meningkatkan daya listrik.

2. Arus (Ampere, A)

Arus listrik adalah aliran elektron dalam suatu rangkaian. Semakin besar arus, semakin banyak elektron yang mengalir, yang pada gilirannya akan menghasilkan lebih banyak daya listrik. Arus yang dinyatakan dalam rumus daya listrik adalah arus efektif (RMS) yang menggambarkan arus bolak-balik (AC).

3. Resistansi (Ohm, Ω)

Resistansi adalah hambatan dalam rangkaian listrik. Hambatan ini membatasi aliran arus. Rumus daya listrik dapat dinyatakan dalam bentuk lain sebagai P = I^2 x R atau P = V^2 / R, yang menunjukkan bahwa daya listrik sebanding dengan kuadrat arus atau sebanding dengan kuadrat tegangan, dan berbanding terbalik dengan resistansi.

4. Daya Reaktif (Volt-Ampere Reactive, VAR) 

Dalam rangkaian listrik AC (arus bolak-balik), ada komponen daya yang dikenal sebagai daya reaktif. Ini disebabkan oleh komponen induktif dan kapasitif dalam rangkaian. Daya reaktif tidak berkontribusi pada pekerjaan yang dilakukan oleh peralatan listrik, tetapi harus dikelola agar bisa digunakan pada sistem distribusi listrik.

5. Faktor Daya (Power Factor, PF)

Faktor daya mengukur efisiensi penggunaan daya listrik dalam suatu rangkaian. PF berkaitan dengan perbandingan antara daya aktif (watt) dengan daya total (VA). Semakin tinggi faktor daya, semakin efisien penggunaan daya listrik. Standar faktor daya pada jaringan listrik di Indonesia adalah 0.85-1

Rumus Daya Listrik:

Daya listrik (P) dapat dihitung dengan rumus sederhana sebagai berikut:

P = V x I

Di mana:
P adalah daya listrik dalam watt (W).
V adalah tegangan listrik dalam volt (V).
I adalah arus listrik dalam ampere (A).

Daya listrik adalah konsep kunci dalam dunia elektronika, kelistrikan dan teknik. Memahami konsep ini membantu dalam perancangan sistem listrik yang efisien, pemilihan peralatan listrik yang sesuai, serta mengelola konsumsi daya listrik untuk menghemat energi dan biaya.

Daya listrik, voltase (tegangan) listrik, dan ampere (arus) listrik saling berhubungan yang tercermin dalam rumus daya listrik. Hubungan ini dijelaskan oleh rumus daya listrik berikut:

P (Daya) = V (Voltase) x I (Ampere)

Rumus ini menggambarkan bagaimana daya listrik dalam watt (W) tergantung pada tegangan dalam volt (V) dan arus dalam ampere (A). Untuk memahami hubungan antara ketiganya, berikut adalah penjelasan lebih lanjut:

1. Daya Listrik (P)

Daya listrik mengukur seberapa cepat energi listrik disalurkan atau digunakan dalam suatu rangkaian. Ini merupakan hasil dari perkalian tegangan (voltase) dengan arus dalam suatu rangkaian.

2. Voltase (V)

Voltase adalah ukuran potensial energi listrik atau perbedaan potensial antara dua titik dalam rangkaian. Dalam rumus daya listrik, voltase berperan sebagai "tekanan" yang mendorong aliran arus. Semakin tinggi tegangan, semakin besar potensi daya listrik yang dapat digunakan.

3. Ampere (I)

Ampere adalah ukuran dari besarnya aliran arus listrik dalam suatu rangkaian. Dalam rumus daya listrik, arus menentukan seberapa cepat energi listrik disalurkan. Semakin besar arus, semakin banyak energi yang disalurkan per unit waktu.

Dengan demikian, rumus daya listrik menggambarkan bagaimana tegangan dan arus saling berinteraksi untuk menghasilkan besaran daya listrik. Ketika voltase dan arus meningkat, daya listrik akan meningkat pula. Hubungan ini juga menunjukkan bahwa perubahan satu dari dua variabel (voltase atau arus) akan mempengaruhi besaran daya listrik yang di hasilkan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar